Assalamualaikum, halo, Kawan-Kawan Emak Penulis. Apa kabar? Ternyata oh ternyata, sudah hampir setahun blog ini nggak saya tengok. Hehe.
Setahun ini, memang banyak hal terjadi, sih. Dari yang menyedihkan, sampai menyenangkan.
Naah, salah satu yang menyenangkan tuh, tahun ini saya lolos lagi untuk kedua kalinya di sayembara penulisan cerita anak Gerakan Literasi Nasional 2024. Alhamdulillaah, senang sekali! Apalagi, tahun ini saya kirim dua naskah dan lolos semua. Masya Allah.
Sekilas tentang GLN 2024
Ada yang baru dengar tentang sayembara GLN? Jadi, sayembara ini diadakan oleh Badan Bahasa Pusat Pembinaan Kemendikbudristek. Biasanya, diadakan sekitar bulan Maret setiap tahunnya.
Yang dilombakan adalah naskah cerita anak bergambar. Berupa naskah atau storyboard plus contoh ilustrasi berwarna dari naskah tersebut. Penulis yang tidak bisa mengilustrasi, harus berkolaborasi dengan ilustrator profesional. Info lengkap bisa cek di laman Badan Bahasa, yaa.
Flyer info sayembara |
Nah, pada GLN 2024 ini, output-nya berupa 300 buku cerita anak jenjang B1, B2, dan B3, serta 50 buku cerita jenjang D. Banyak banget! Biasanya hanya sekitar 80-an buku.
Oya, mengenai perjenjangan buku, bisa lihat di laman Pusat Perbukuan. Jenjang A adalah buku untuk anak PAUD. Jenjang B untuk usia SD awal sampai sekitar kelas 4. Jenjang C, untuk kelas 5-6. Jenjang D, untuk usia SMP, sedangkan jenjang E untuk usia SMA.
Balik lagi ke GLN, ya.
Kepo nggak, sama hadiahnya? Hehe.
Hadiah GLN tentu saja uang. Plus buku diterbitkan oleh Kemendikbudristek, disebarluaskan ke seluruh Indonesia pula. Belum lagi, para penulis terpilih akan diundang menghadiri acara pertemuan penulis di Jakarta. Ini nih yang seru dan selalu bikin kangen.
Hadiahnya bikin ngiler 😁 |
Tahun ini, setiap penulis hanya boleh kirim 2 naskah dari 2 jenjang berbeda. Saya kirim cerita jenjang B1 dan B3.
Panitia menyediakan beberapa teman yang bisa dipilih untuk ditulis. Plus, fokus karakter/nilai-nilai yang ingin dimasukkan dalam cerita.
Tema Pencegahan Kekerasan pada Anak
Untuk jenjang B1, saya ambil tema pencegahan kekerasan pada anak. Karena ini jenjang anak yang baru lepas TK/SD awal, saya kepikiran menulis tentang anak laki-laki 'cengeng'.
Selama ini, di masyarakat kita masih ada anggapan bahwa anak laki-laki nggak boleh nangis, harus kuat. Kalau dia mudah nangis, auto dicap cengeng.
Padahal menurut psikolog (iya, saya konsultasi dengan psikolog dalam menulis cerita-cerita saya), ada anak yang memiliki karakter sangat sensitif, sehingga dia mudah menangis. Hatinya halus, bukan cengeng.
Sayangnya, anak seperti ini sering kena judge yang kurang baik dari orang lain. Padahal anak-anak ini punya kemampuan empati yang sangat tinggi, lho.
Contoh ilustrasi dan cuplikan dari naskah cerita jenjang B1 |
Untuk naskah GLN, saya hadirkan si anak sensitif ini dalam tokoh anak macan tutul Jawa jantan yang langka. Tera Ingin seperti Raja, judulnya. Bercerita tentang Tera macan tutul kecil yang lembuut hatinya, sehingga mudah menangis. Padahal dia ingin seperti Raja, macan tutul dewasa yang gagah.
Saya berkolaborasi dengan Mbak Takinells di cerita ini.
Tema Pengenalan Literasi Kewargaan
Awalnya saya bingung, apakah literasi kewargaan ini sama dengan kewarganegaraan? Atau macam yang dipelajari di mapel PKn? Jadilah saya riset sana-sini.
Kesimpulannya, literasi kewargaan berkaitan dengan peran anak sebagai warga negara. Mulai dari keluarga, sampai lingkungan yang lebih luas.
Saya menulis tentang Korie, anak perempuan yang punya nenek penyandang demensia (orang awam menyebutnya pikun). Oma Korie sudah banyak lupa, jadi harus selalu dijaga dan dibantu.
Contoh ilustrasi dan cuplikan dari naskah cerita jenjang B3 |
Ini kali kedua saya menulis tema demensia. Saya ingin lebih banyak orang tahu tentang penyakit ini. Kawan bisa kunjungi laman ALZI Indonesia untuk kenal lebih lanjut tentang demensia dan alzheimer.
Cerita ini dibalut nuansa lokalitas Maluku, di mana alat musik tahuri menjadi sumber konflik cerita. Tadinya sih untuk jenjang B2. Tapi setelah saya tulis, kok sepertinya lebih pas kalau dinaikkan ke jenjang B3.
Jadilah naskah Di Mana Kulibia? yang diilustrasi oleh Mbak Lydia Angela.
Dua Naskah Lolos GLN 2024
Alhamdulillah, di tengah ujian yang datang bersamaan dengan timeline GLN, Allah beri saya kemampuan untuk menyelesaikan dua naskah saya.
Awalnya sempat ingin menyerah, apalagi saya juga habis 'tempur' menyelesaikan naskah untuk sayembara buku cerita anak Balai Bahasa Jateng. Rasanya nggak sanggup mikir lagi.
Namun, saya takut mengecewakan dua rekan ilustrator yang saya ajak kolaborasi. Saya menguatkan diri untuk berkomitmen. Harus bisa.
Allah tidak tidur.
Dua naskah yang saya kirim, lolos semua. Alhamdulillah, ya Allah. Rasanya seperti dapat hadiah langsung dari Allah SWT. Huhuu.
Alhamdulillah |
Dan akhir Juni lalu, saya dan 300-an penulis pemenang sayembara GLN diundang ke Jakarta untuk menghadiri pertemuan penulis untuk mempresentasikan karya dan mendapat masukan dari juri/mentor.
Pertemuan diadakan di Hotel Le Meridien. Lain kali saya ceritakan di postingan lainnya, insya Allah.
Akhir kata, mohon doakan, yaa, cerita Tera dan Korie ini lancar proses terbitnya. Dan kelak bisa dibaca dan disukai oleh anak-anak di seluruh Indonesia.
Nah, siapa yang ingin ikutan sayembara GLN juga? Semoga tahun depan diadakan lagi.
Aamiin.