Menginap di Hotel Ibis Style Simpang Lima Semarang

September 18, 2023

Assalamualaikum, Kawan Emak Penulis. Semoga sehat selalu lahir dan batin, aamiin. Plus jangan lupa bahagia, yaa. 

Siang yang puanas dan berangin kencang kali ini, saya mau ceritain satu lagi pengalaman menginap di hotel. Lagi-lagi berkat menulis cerita anak. 

Jadi gini ...

Sekitar semingguan dari acara GLN di Jakarta akhir Juni, saya kembali angkat tas ke acara kepenulisan. Kali ini dalam rangka pertemuan tim/komunitas yang bukunya lolos dalam sayembara menulis buku cerita anak dwibahasa, yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Acara 2 hari dan tidak ada fasilitas akomodasi, karena peserta dikumpulkan per wilayah terdekat.

Nah, karena saya jauh dari Semarang, maka panitia yang rumahnya di Semarang berbaik hati menawarkan fasilitas kamar panitia untuk saya tempati. Alhamdulillah, saya dan satu teman dari Pemalang bisa hadir tanpa kudu bolak-balik.

Strategis 

Hotel yang disiapkan persis di sebelah gedung tempat acara (gedung Disperindag), yaitu Hotel ibis Styles Simpang Lima Semarang. Letaknya persiiis di depan Simpang Lima, di belokan ke arah Jalan Pahlawan. 

View dari depan pintu lift lantai 5.

Bagian samping hotel, menghadap lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang.
Langsung bertemu banyak warung makan.

Sejajar dengan lobi hotel, ada Ramayana Department Store. Di sekitar hotel (tinggal turun tangga dari teras) berjajar penjaja makanan khas Simpang Lima. Mulai dari tahu gimbal, gudeg, sampai penyetan, dll. Kalau mau jalan sedikit lebih jauh (tapi nggak jauh banget), ada bubur ayam enak di sekitaran Jalan Erlangga sampai Kantor Pos Undip Pleburan.

Mau ke mall yang lebih besar? Tinggal jalan dikit, sampai deh di Matahari atau Citraland. Masjid Agung Semarang juga bisa diakses dengan jalan kaki.

Strategis banget kan.

Kamar

Sebelum cerita kamar, saya mau spill dulu satu hal yang mengganggu di sini, yaitu tamu hanya dapat satu kartu, meskipun yang menginap dua orang. Sedangkan lift dan pintu kamar kan hanya bisa diakses pakai kartu. Jadi repot kalau salah satu mau keluar sendirian.

Akhirnya saya tebus kartu satu lagi, dengan deposit 50 ribu. Berhubung Mbak FO nggak punya kembalian, saya 'dipaksa' deposit 100 ribu. 

Okee sekarang saya review kamarnya, yaa. 

ibis Styles sepertinya mengusung konsep minimalis modern. Lobinya mungil, hanya ada meja resepsionis, 1 set sofa, dan 1 set meja kursi tempat kerja (sepertinya).

Lobi mungil.

Lorong yang awalnya agak menakutkan,
tapi karpetnya estetik, hehe. Lihat kotak hitam di tengah? Itu dispenser air minum. 

Tapi tampilan lobi ini ternyata menipu pisan, hehe. Kirain hotelnya sempit dan sedikit ruangan, eh ternyata tidak. Begitu keluar lift, langsung disambut deretan kamar dan lorong-lorong kamar yang berbelok-belok. Jujur saya sempat takut kesasar, hehehe. 

Dan begitu masuk kamar, ternyata ruangannya cukup lega, kok. Ada 2 ranjang dan 1 set meja kursi, kulkas mini dan brankas, plus masih ada cukup space buat gelar sajadah.

Lantainya bagus, tapi lebih bagus lagi kalau ada karpetnya. Jadi nggak dingin lantainya.

Baru kali ini dapat hotel dengan mug besar.
Suka banget!

Meja kursi minimalis. 
Di atas meja ada jug buat ambil air.

Kulkas dan brankas mini.

Ranjangnya nggak terlalu kecil juga, kalau mau pepetan tidur berdua masih bisa, hihi. Kasurnya enak, selimut tebal. 

Untuk kamar mandi, bersih dan rapi. Ada cermin asimetris yang cakep. Handuknya juga bersih. Sabun isi ulangnya cukup wangi. Showernya kencang dan bisa dilepas. Tapi kalau nggak salah, nggak ada keran untuk wudu.

Ketika datang, nggak ada keset di kamar mandi.
Minta ke FO, responnya lama. Akhirnya minta ke petugas yang lewat.

Cerminnya lucu, tapi perlengkapan mandinya minimalis. Dan hanya dapat satu. :(

Yang menarik, hotel ini pakai bungkus kertas untuk toiletries-nya, bukan plastik, sesuai dengan semangat go green. Mereka juga menyediakan jug/teko kaca dan dispenser di lorong, alih-alih memberikan 2 botol plastik air mineral. Oke juga, nih.

Restoran 

Saya sempat dua kali sarapan di restoran di lantai 3. Agak kecil restonya. Ada smoking area di bagian samping resto. Kenapa ya harus ada? Hehe.

Variasi menunya nggak begitu banyak, terutama di bagian roti dan pastry. 

Menu utamanya juga standar, baik varian maupun rasanya. Saya nyobain ikan asam manis dan rasanya maniis banget, huhu. Tapi baksonya enakk! Supnya juga cukup enak.

Di restoran, untuk teh juga pakai mug. So happy.
Nggak perlu bolak-balik isi ulang. Tapi waffle dan croissant-nya rada alot. Hehe.

Aneka jamu dan jajajan tradisional.

Baksonya enak, hehe.

Selain itu, ada minuman dan jajanan khas Jawa. Ada jamu, bubur, dan rebusan. Ada juga kletikan (snack kriuk-kriuk) yang disajikan dalam kaleng kerupuk mungil. Saya nggak ambil jajanan ini, karena di rumah sudah biasa makan yang begituan wkwwk. Tapi buat tamu dari luar Semarang atau luar Jawa, menu seperti itu pasti jadi pemikat hati.

Yang saya sayangkan, sempat ada momen makanan telat diisi ulang, sehingga wadahnya kosong. Sedih.

Tapi saya suka banget, restorannya pakai mug untuk minuman teh. Biasanya kan cangkir kecil, ya. Jadi bisa untuk sekali jalan eh makan.

Jadi ... 

Over all, tetap asyik kok menginap di ibis Styles Simpang Lima ini. Modern, rapi, bersih, dan dekat ke mana-mana. Mana nginapnya gratis pula, alhamdulillaah Masya Allah. Terima kasih, panitia, semoga Allah balas dengan kebaikan berlimpah. Aamiin.






You Might Also Like

0 komentar