Still Alice: Film tentang Demensia Alzheimer

November 11, 2022

 


Assalamualaikum, Teman-teman Emak Penulis. Semoga di musim penghujan ini semua sehat selalu, yaa. Aamiin.

Tahu nggak, Teman. Beberapa hari lalu di grup 1 Week 1 Post blogger perempuan Semarang, Gandjel Rel, ada tema tentang film favorit. Ketika para anggota grup pada bilang temanya menyenangkan dan mudah, saya malah bingung. Duh, nulis opo yo? Wkwkw.

Kenapa, to? Yah, saya bukan penikmat film sejati. Jarang banget nonton film, apalagi ke bioskop. Terakhir nonton di bioskop ituu ... kalau nggak salah ... ah, lupa, haha. Maklum, saya kan tinggal di kota kecil. Kalau mau nonton film di bioskop, harus menempuh perjalanan 2 jam dulu ke Semarang atau Solo. Jadi jarang banget. Belum tentu setahun sekali. 

Gimana dengan nonton film di televisi? Wah, itu malah lebih juaraang lagi. 😅 Saya memang lebih menikmati membaca atau ngobrol dengan suami/anak kalau ada waktu luang. Atau, jika ingin nonton, saya pilih nonton series (itu pun baru sejak awal 2022 waktu lagi isoman).

Tapi berhubung saya harus post cerita tentang film favorit, saya berusaha gali ingatan, nih. Pernah nonton film apa saja, ya? Kira-kira, film apa yang saya suka banget, sampai jadi favorit? 

Setelah mengingat-ingat, ternyata saya nggak ingat! LOL. Rasanya semua film yang pernah saya tonton nggak ada yang segitu spesialnya, sampai saya kepengin nonton ulang. Atau terngiang-ngiang terus jalan ceritanya. Yang jadi favorit saya malah momen saat menontonnya, di mana saya sekeluarga selalu boyongan nonton rame-rame.

Terus gimana dong, tugas nulis tentang film favorit? Hihi.

Tenang, tenaaang. Meskipun nggak punya film favorit, saya pernah nonton film yang 'berjasa' dalam perjalanan karir menulis saya. Wih, film bisa berjasa juga, ya, hehe.


Still Alice: Bantu Saya Memahami Alzheimer

Jadi gini ceritanya. Ada sesefilm yang menjadi bagian dari riset menulis saya. Waktu itu, saya sedang menulis novel pertama saya. Novel untuk anak itu bertema cinta seorang cucu untuk kakeknya yang mengidap demensia Alzheimer. Ini adalah penyakit yang dalam bahasa awamnya disebut 'pikun'.

Karena tema ini cukup berat dan berkaitan dengan dunia medis, saya harus melakukan riset dengan serius. Setelah melakukan wawancara dengan direktur Alzheimer's Indonesia juga membaca artikel, saya merasa butuh model untuk validasi bacaan yang saya pelajari tentang Alzheimer. Saya butuh melihat, bagaimana sih penyandang penyakit ini dalam kehidupan nyata? Karena saya nggak punya narasumber real, maka saya coba cari film dengan tema tersebut.

Akhirnya, ketemulah saya dengan film berjudul Still Alice. Dari yang saya baca di Mbah Google, film tersebut meraih banyak penghargaan internasional. Film Still Alice berangkat dari kisah nyata yang dibukukan, yaitu Still Alice yang ditulis oleh Lisa Genova. Lalu based on novel, dibuatlah versi filmnya pada 2014.

Poster film Still Alice

Tahu nggak Teman, Still Alice yang dibintangi oleh Julianne Moore ini ternyata benar-benar membantu saya! Saya jadi tahu, bagaimana kehidupan sehari-hari para pasien Alzheimer, juga keluarga maupun caregiver-nya. Luar biasa banget, cara mereka menggambarkan kehidupan Alice Howland, seorang profesor bidang linguistik, yang divonis Alzheimer di usia 50-an tahun. Bagaimana Alice berjuang untuk menerima kenyataan pahit itu, sungguh memikat sekaligus menyedihkan. Emosi saya teraduk-aduk saat menonton. Ikut nangis, nyesek. Tapi at the end, saya lega karena saya berhasil menyelesaikan misi riset saya. 

Tembang Kesayangan Eyang, novel anak perdana saya. Menulisnya dibantu dengan riset by film.

Novel anak bertema demensia Alzheimer, bersama direktur Alzheimer's Indonesia.

Jadi, apakah Still Alice adalah film favorit saya? Kalau ditanya favorit atau bukan, kayaknya jawabannya adalah 'bukan'. Tapi berkesan, karena telah membantu saya menuliskan naskah novel saya dengan lebih terarah. Sampai akhirnya naskah saya selesai dan terbit sebagai novel anak berjudul Tembang Kesayangan Eyang.


Kalau Teman-teman, film favoritnya apa?



You Might Also Like

0 komentar