Review Hotel Ibis Trans Studio Bandung: Staycation Nyaman
Oktober 13, 2022Assalamualaikum, Teman-teman!
Lagi-lagi saya mau cerita tentang Bandung, nih. Iyaa, alhamdulillaah pergi ke Bandung selama 4 hari tempo hari, bisa diabadikan jadi beberapa blog post. Hehehe.
Kali ini, saya mau cerita tentang hotel tempat saya menginap selama di Bandung, sekaligus sebagai lokasi pembekalan penulis: Hotel Ibis Trans Studio Bandung.
Lokasi
Hotel Ibis Trans Studio Bandung terletak di komplek Trans Studio Bandung. Tepatnya di Jl. Gatot Subroto. Hotel bintang tiga ini 'bergandengan' dengan Trans Luxury Hotel. Jadi jangan salah masuk, ya, hehehe.
Menurut saya, lokasinya strategis banget. Dari stasiun Bandung sekitar 15 menit saja naik mobil. Di jalan depan hotel, banyak penjual makanan. Mulai dari angkringan, penjual gorengan, buah, sampai semacam warteg dan warung Padang. Kalau nggak salah ada minimarket juga di dekat situ.
Oya, Teman-teman juga bisa mengunjungi Kampung Rajut yang beken dengan produk rajutan harga murmer. Hanya sekitar 15 menitan dari hotel.
Mau jalan-jalan ala modern? Tinggal belok sedikit aja, kalian bisa cuci mata di Mall Trans Studio. Atau sekalian main di Trans Studio Theme Park-nya.
Kamar
Saya dapat kamar standard dengan queen bed di lantai 7. Buat saya, kamarnya sangat nyaman, lega pula.
Kamar dilengkapi dengan meja tulis besar, kursi, TV kabel cukup besar, pemanas air plus mug dan teh-kopi-gula, brankas, dan lemari terbuka. Selain itu, ada sofa panjang.
Oya, ada water jug untuk keperluan isi ulang air. Jadi ada dispenser air di tiap lorong kamar. Penerangan juga bagus.
Kamar bersih, rapi, AC super dingin. |
Meja tulis menghadap jendela, plus sofa panjang. |
Rak tempat brankas, teko, dan kulkas mini. |
Kamar mandi bersih, hanya lantainya agak licin. Tempat showernya kecil. Kebayang kalau harus mandiin anak di situ, nggak muat kayaknya. Perlengkapan standar, ya. Ada sabun isi ulang, tapi saya nggak ingat apakah ada shampoo-nya. Handuk besar dan bersih.
Satu yang saya nggak suka: sistem bebersih di toiletnya. Andai pakai semprotan saja. 😆
Restoran
Kami rombongan Pusbuk ini menginap plus makan 3 kali di restorannya. Oopen Restaurant namanya. Tempatnya luas, banyak meja kursinya dan cukup untuk jaga jarak. Ada ruangan outdoor-nya juga.
Restoran outdoor-nya |
Menunya cukup variatif, apalagi saat sarapan. Segala bubur, roti, pastri, sampai nasi goreng ada. Makan siang dan makan malam, menunya juga lumayan beragam. Menurut saya, malah lebih bagus daripada resort di Yogya yang pernah saya datangi.
Untuk setiap sesi makan, pasti ada menu tradisionalnya. Pernah ada sayur lodeh, soto Betawi, sampai karedok. Menu lain dalam setiap waktu makan: nasi, ca sayuran, ikan/ayam, mi/bihun, satu menu berkuah panas, aneka sambal.
Antre makan. Tuh, menunya lumayan banyak. |
Paling suka bagian dessert. Lucu-lucuu. Itu ada es cendol, puding, dan karedok. |
Hampir setiap hari ada menu ikan. 👍 |
Kudapan di sesi coffee break juga lumayan sih. Pernah ada bakso, cilok, selain kue-kue biasa. Oya, kalau meeting malam, snack-nya jagung rebus, pisang rebus, sama wedang jahe.
Gimana rasa masakan secara umum? Hmm, enak tapi standar. Dan sst, saya pernah nemu pecahan kulit telur di omelet yang tengahnya masih meleleh. 🥴
Tapi overall, bagus.
Fasilitas Lain
Saya hanya bisa bilang, ruang meeting oke, WiFi kencang. Toilet di dekat ruang meeting lantai 2 bersih. Sayangnya hanya ada 3 untuk beberapa meeting room. Kebayang kalau pas banyak yang kebelet, hehe.
Mushola di lantai 2 nyaman, dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Ada beberapa pasang sandal jepit untuk dipakai wudu.
Lobby luas banget, ada ruang penitipan barang di lobby. Colokan listrik juga hanya ada beberapa.
Sayangnya, lobby luas itu tempat duduknya kurang banyak. Dan sedikit kursi yang ada sandarannya. Nggak ramah lansia atau HNP warrior kayak saya yang butuh rebahan/bersandar.
Kesan-kesan
Saat datang, saya posisi capek banget dan benar-benar butuh rebahan karena punggung sudah sakit. Saya coba tanya resepsionis, apakah ada ruangan untuk sekadar rebahan sebentar, semacam ruang kesehatan gitu. Saya jelaskan kalau saya tuh sakit.
Eh, hanya dijawab 'maaf tidak ada', dan nggak ada solusi sama sekali. Padahal jelas-jelas saya tamu yang bakal nginap, karena sudah titip koper dan konfirmasi rombongan. Bete banget kan jadinya.
Untunglah, sebelum waktu check in, saya bisa nego dengan panitia. Saya jelaskan kondisi, dan alhamdulillah bisa dapat kamar duluan.
Lobby |
Colokan listrik hanya ada di dekat bangku hitam itu |
Sebelah kanan lobby agak ke dalam, pintu masuk restoran |
Oya satu lagi.
Saat turun dari taksi, kenapa petugasnya nggak ada yang nyamperin, ya? Biasanya kan tamu disambut. Kalau kelihatan bawa koper, ditawarin bantuan untuk membawa. Tapi di situ, enggak. 😆😁
Oya (lagi), pernah seorang petugas room service ketuk-ketuk pintu. Menanyakan kesan-kesan, apakah ada keluhan, tapi ujungnya minta tolong kasih rating. Hehehe.
Jadi yah, menurut saya sih, kesan hospitality agak kurang, ya. Lainnya sudah cukup. Anyway, saya tetap senang menginap di Ibis Trans Studio, kok. Apalagi gratis, hahaha.
Semoga ke depannya semakin baik lagi, yaa.
0 komentar