Terpilih Menjadi Penulis Model Buku Nonteks Pusbuk (1)
September 20, 2022Assalamualaikum, halo halo semua.
Semoga sehat senantiasa. Ketemu lagi dengan saya. Kali ini, saya mau cerita pengalaman yang saangat berkesan. Salah satu yang paling berkesan, sepanjang karier menulis saya.
Apakah itu? Eng ing eeeng: terpilih menjadi salah satu calon penulis model buku nonteks Kemendikbudristek/Pusat Perbukuan!
Yap. Saya dan beberapa teman penulis bacaan anak telah terpilih untuk menulis naskah buku anak, mulai dari jenjang A hingga jenjang C. Kelak, buku-buku tersebut akan dijadikan contoh/model buku anak yang akan mengikuti penilaian buku nonteks Pusbuk.
Masya Allah, senaang ... tetapi sekaligus terasa berat beban di pundak, Bestie. Hehe.
Sebelumnya, izinkan saya jelasin sedikit mengenai buku nonteks, ya. Jadi, buku nonteks pelajaran adalah buku yang bertujuan sebagai buku pengayaan, baik pengayaan pengetahuan, wawasan, maupun keterampilan, yang ditulis secara menyenangkan. Termasuk di dalamnya buku-buku cerita.
Lalu, gimana tuh, bisa sampai terpilih?
Nah, buat teman-teman yang kemarin sempat kepo, gimana sih kok bisa sampai dapat kesempatan ini? Bayar, ya? Kok diam-diam nggak ngajak-ngajak? Semoga cerita saya ini agak mencerahkan, ya.
Cekidot.
Seleksi Tahap Satu: Berawal dari Lokakarya Daring
Pada tanggal 17 - 18 Mei 2022, saya ikutan lokakarya daring, yang yang diadakan oleh Pusbuk Kemedikbud, berkolaborasi dengan INOVASI. Mengenai INOVASI bisa dibaca di sini, ya.
Lokakarya ini pembicaranya keren-keren. Ada Jackie French, penulis buku anak dari Australia. Ada juga Mbak Dian Kristiani, serta Mbak Eva Nukman, dimoderatori oleh Mbak Sofie Dewayani. Untuk tiga nama terakhir ini, pasti para penulis buku anak sudah kenal, dong ya.
Nah, uniknya, sebetulnya saya ikutan lokakarya ini tuh 'nggak sengaja'. Bahkan lupa dapat infonya dari mana. Bisa jadi dari info di grup-grup WhatsApp komunitas menulis. So, rajinlah berkomunitas supaya sering dapat sebaran info semacam gini, ya. Kalau sudah dapat info, jangan lupa daftar. Hehe.
Kebetulan saya 'kangen' dengan ilmu dari Mbak Eva dan Mbak Sofie. Sebelumnya, saya pernah menimba ilmu dari beliau berdua saat lolos seleksi workshop Room to Read di Yogyakarta. Jadilah saya daftar dengan semangat. Pengin menggali lagi ilmu dan wawasan menulis dari para pakar.
Nah, di hari kedua, saat sesi Mbak Eva Nukman, saya baru ngeh kalau lokakarya ini bukan sekadar webinar gitu. Tapi, bakalan ada tugas, yang nantinya akan diseleksi untuk diterbitkan.
Whoaa, kagetlah saya.
Sempat merasa nggak punya ide bagus untuk disetor on the spot. Tapi saya berusaha memeras otak. Sayang kan kesempatan bagus iniii. Akhirnya, secara ngebut, jadilah satu draf ide. Kebetulan ide tersebut dipilih untuk dibacakan dan dibahas oleh narsum. Alhamdulillah dapat komen positif. Eh, saya jadi berbunga-bunga, kan, hehe.
Nah, setelah itu, sempat merasa nggak bakalan ikut setor tugas, karena waktunya mepet. Tapi, lagi-lagi, sisi rajin diri saya berbisik, "Setooorr!" Hehehe. Iya, ya. Ini kesempatan yang bagus. Siapa tahu rezeki, kan.
Okelah, akhirnya, di saat-saat terakhir, saya kirim tugas berupa desain karakter, premis, dan sinopsis. Kirim dan lupakan (tapi tetap berharap, hihi).
Baca juga cerita bagian ke-2 di sini.
Seleksi Tahap Dua: Menulis Draf dengan Tema Tertentu
Begitulah. Waktu berlalu. Tak ada kabar berita soal follow up tugas lokakarya, sampai bulan Agustus. Saat saya tanya ke CP-nya, katanya sedang diseleksi.
Tiba-tiba, di suatu hari, teman saya dapat japrian dari seorang narsum lokakarya, kalau dia lolos seleksi.
Huaaa, saya jadi deg-degan. Apakah saya bakal dijapri juga? Tapi, sampai dua hari kemudian, belum dapat kabar juga. Satu per satu berita lolos seleksi sampai ke telinga. Duuh, hopeless deh jadinya. Akhirnya saya pasrah. Ya sudah bukan rezeki, kali.
Eh, tahu-tahu, saya dijapri jugaaa. Rasanya tuh legaaa. Tapi, kelegaan tidak berlangsung lama. Karena ini kan baru seleksi.
Jadi, dari banyak naskah tugas lokakarya, dipilih beberapa nama. Mereka eh kami diminta menulis contoh desain karakter, premis, dan sinopsis berdasarkan tema dan jenjang buku yang sudah ditentukan. Nanti akan dipilih lagi siapa yang berhak menjadi penulis di setiap jenjang.
Saya dapat tugas merancang draf untuk jenjang A (untuk usia 0 - 7 tahun). Jenjang A ini jenjang paling bawah, pembaca dini, tapi konon paling susah ditulis. Hehe.
Untuk tema, ditawarkan tema literasi keuangan, literasi digital, nutrisi dan kebugaran, serta peduli lingkungan. Deadline-nya? Tiga hari! *guling-guling
Singkat cerita, akhirnya saya berhasil menuliskan tiga draf naskah dari empat tema yang ditawarkan. Tentu dengan termehek-mehek, hahaha. Harap-harap cemas. Maklum, 'saingannya' gosipnya nggak main-main.
Dan suatu magrib, dua hari kemudian, pihak Puskurbuk menghubungi. Saya dinyatakan lolos seleksi, dan terpilih untuk mengikuti pembekalan calon penulis.
Surat undangan pembekalan calon penulis buku model Pusbuk, di Bandung, akhir September 2022 |
Ya Allah, senang bangeeet. Sudah lama saya punya impian bisa menulis untuk proyek Kemendikbudristek. Akhirnya Insya Allah akan kesampaian. Terima kasih ya Allah. Bismillah, saya siap.
Saya ada di grup jenjang A dengan mentor Mbak Sofie Dewayani, ketua Yayasan Litara. Masya Allah, walhamdulillaah.
Jadi, begitulah ceritanya, Teman-teman. Rombongan Pusbuk ini telah melalui seleksi. Bukan sulap bukan sihir. Bukan pula nggak mau ngajak-ngajak. Lha wong peserta workshop ini kebanyakan nggak ngeh kok, kalau bakal ada tahap seleksi. Hehehe.
Intinya sih, buka mata buka telinga, siapa tahu ada kesempatan di depan kita. Jika ada, jika dirasa mampu, cobalah. Kita nggak pernah tahu, rezeki itu datang dari pintu mana.
Jangan lupa terus berkarya, lakukan branding sebagai penulis di media sosial, dan jangan lupa jaga perilaku di mana pun berada.
Sekian dulu, yaa. Semoga bermanfaat. Jangan lupa follow Instagram saya @lia_herliana2015. 😼
14 komentar
MasyaAllah, memang bener ya mba, silaturahmi itu membuka pintu rezeki. Dengan bergabung di beberapa komunitas Alhamdulilah jadi punya kesempatan emas ini. Waaah, ikut seneeeng.... Oh iya, q cuss follow IG mba lia😍
BalasHapusIya Mbak, alhamdulillaah. Memang berkomunitas itu penting di zaman now, hehe. Waah, alhamdulillaah, makasih berkenan follow, yaa. :)
HapusWow..keren mba!! Selamat yaaa..insyaAllah lancar dan sukses. Dari tulisan ini aku belajar bhw tdk ada sukses tiba2..di baliknya ada proses panjaang (dan mgkn penuh deg2an..hehe) Thx for sharing mba..
BalasHapusAamiin, makasih banyaak doanya, Mbak. Betul, nggak ada keberhasilan yang tiba-tiba jatuh dari langit, hehe.
HapusRezeki banget yaa yang ikut webinar ini ternyata berkesempatan untuk diseleksi jadi penulis model, selamat ya Mbak Lia, dengar dari Kang Iwok prosesnya nggak mudah dan jatuh-bangun juga, semoga lancar semuanya yaa..
BalasHapusIya Teh alhamdulillah meskipun jatuh bangun xixixi.
HapusYeaayyy.... selamat Lia, semoga project menulisnya ini berjalan lancar dan membawa banyak manfaat bagi berbagai pihak.
BalasHapusAamiin ya rabbal aalamiin, makasih doanya, Mbak Uniek. 🤗
HapusMasya Allah, bahagia tentunya terpilih menjadi salah seorang penulis buku nonteks pusbuk. Dari ikutan lokakarya di webinar ternyata ada langkah yang mengantarkan impian Lia, barakallah yaaa
BalasHapusAlhamdulillah, Mbak. Aamiin, wa fiik barakallaah. Matur nuwun doanya, Mbak Wati. 😊
HapusMasyaAllah... Barakallah, Mbak Lia 😍
BalasHapusBbrp hari yg lalu dapat info webinar dari Kemendikbud (lupa juga apa temanya) tapi malah lupa pas hari H-nya. Sepertinya acaranya kmrn. Lain kali nggak boleh abai kalau ada info serupa, ya. Siapa tahu ada kesempatan seperti Mbak Lia 😬
Aamiin, wa fiik barakallaah. Iya Mbak, kalau perlu set reminder biar nggak kelupaan lagi acaranya. 😁
HapusAlhamdulillah ya, keren Bu Lia mah, tak usah diragukan lagi kalau soal tulis menulis😍 semoga sukses selalu.
BalasHapusMasya Allah, makasih banyak, Mbak Aga. 😊
Hapus