Pengalaman Menginap di Apartemen

Juli 30, 2022


Pertengahan Juli lalu, tepatnya tanggal 15 Juni 2022, saya dan keluarga harus berangkat ke Malang. Anak kedua saya alhamdulillaah lolos SBMPTN 2022 dan diterima di prodi Teknologi Informasi, Filkom, Universitas Brawijaya (UB) Malang. Senaaang, masya Allah.

Makanya, saat harus hunting dan survey kos ke Malang, kami juga antusias. Pertama kalinya ke Malang dengan kendaraan sendiri dan acara sendiri, hehe. 

Karena perginya agak mendadak, dan kebetulan sebelumnya saya lagi banyak kerjaan di dunia nulis, saya nggak persiapan apa-apa, kecuali nyiapin baju dan makanan buat di jalan. Masalah penginapan, belum diputuskan. Saya pikir, nanti sajalah sambil jalan. 

Singkat cerita, setelah kurang lebih 5 jam perjalanan dari Purwodadi Grobogan, via tol Sragen, sampailah kami di Malang. Sedikit muterin kompleks kampus, lalu makan siang di pujasera UB. Setelah itu cuss cari kos. Alhamdulillah nggak lama, dapat kosan.

Hari semakin sore, Pak Sopir sudah mulai capek. Maklum, pertama kalinya jalan ratusan kilometer dan harus nyetir sendiri. Saya mulai hunting pengjnapan di Traveloka. Ndilalah, begitu dapat hotel syariah, kami malah nggak bisa check in. Penyebabnya, aplikasi error, sehingga kamar sudah full tapi orderan tetap terproses. Huaaah, bete dan paniik!

Scroll-scroll kilat aplikasi Traveloka, penginapan low budget tapi (tampak) nyaman yang ditaksir pada penuh. Haduuh. Gimana ini?

Lalu teringat, pernah dapat info soal apartemen yang disewakan harian. Saya dapat 2 tempat persewaan dari IG. Sayangnya, tempat yang saya suka kok nggak ada up date-an di sosmednya. Jadi ragu, kan.

Akhirnya, cus kontak yang satunya. Alhamdulillah, pengelola cukup responsif. 

Karena kebelet istirahat, saya putuskan menginap di sana. Saya ambil 2 kamar studio, karena bawa dua anak laki-laki yang bongsor so nggak bisa lagi tidur umpel-umpelan di satu kamar. 😅

Setelah deal, saya bertemu dengan asisten pengelola kamar di selasar lantai dasar. Dia kasih saya kunci kamar dan kartu pas untuk keluar masuk gedung, saya bayar dan menyerahkan KTP. Lalu kami diantar ke kamar. 

Besoknya kalau hendak check out, tinggal konfirmasi via WA. Petugas akan datang ke kamar untuk mengembalikan KTP. Kunci pintu ditinggal di pintu.

Nah, gimana kesan saya? 

Disclaimer: Ini murni pengalaman dan kesan saya pribadi, ya.


Spesifikasi Kamar

2 kamar studio: masing-masing ada 1 bed queen size, kamar mandi, dapur, AC, TV.

Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada gambar, yaa.

Gambar: IG @sewaapartemen_malang

Ini rate kamar berdasarkan tipe dan waktu menginap. Kalau hanya untuk transit sebentar, boleh lah ya. Oya, Jumat masih weekday masuknya.

Gambar: IG @sewaapartemen_malang

Poin Plus Menginap di Apartemen 'Soehat'

Dekat banget dengan jembatan Soehat Malang.
(dokpri)

1. Lokasi dekat sekali dengan UB. Berjalan kaki beberapa ratus meter, sudah gerbang UB. 

2. Di bagian bawah gedung, ada Indomaret. Jarak beberapa puluh meter kalau malam ada tenda kaki lima. Ada juga kafe dan resto. 

3. Jam check in dan check out fleksibel, bisa 24 jam. Nggak terbatas seperti di hotel.

4. Ada dapur, lengkap dengan kompor gas portabel, panci, wajan, pisau, dan perlengkapan makan. Plus sink cuci piring, dengan spons dan sabun cuci piring dan cuci tangan. Kalau mau hemat, kita bisa masak sendiri. Asyik, kan.

Dapur mini (dokpri)

5. Kondisi kamar relatif bersih, meskipun ada bagian lantai yang gerowak. Di kamar saya ada sofa, lemari dengan cermin besar pada daun pintu, dan meja kursi.

Kamarnya keburu berantakan sebelum difoto. Hehe. (dokpri)

6. Kamar mandi juga bersih, semua bekerja dengan baik. Ada sabun, shampo isi ulang, plus handuk. Ada water heater yang airnya cepat banget panasnya.

7. Parkir di ground floor 1 dan 2 cukup luas dan terjangkau lift. Ada satpamnya juga.

8. Kontak pengelola ramah dan responsif, asisten/petugas juga gercep.

So far oke, yaa. 


Tapi ...

Di antara sekian banyak keuntungan menginap di apartemen Soehat, ada beberapa hal yang kurang cocok untuk saya pribadi. 

Di antaranya:

1. Meskipun proses check in cepat, saya merasa sangat nggak nyaman dengan sistem COD ini. Jadi saya bayar cash di awal, dan harus ninggal KTP 2 orang karena order 2 kamar. 

Padahal sudah saya jelaskan kalau kami ini sekeluarga. Tetap harus meninggalkan KTP 2 orang. Sedangkan saya nggak dapat tanda terima apa pun. Ini yang saya sesali banget dan jadi pikiran sepanjang menginap. 

Kalau di hotel, misal harus ninggal KTP atau kasih deposit, saya tetap merasa aman karena semuanya terekam oleh sistem hotel dan ada tanda terimanya.

2. Di lobi, nggak ada satpam atau petugas. Nggak ada sapaan salam dan senyum ramah menyambut.

3. Suasananya agak spooky dan kurang cocok untuk keluarga. Lorong menuju kamar juga gelap gulita. Pengap dan samar tercium bau asap rokok.

Ini pagi sekitar pukul 9. Kalau malam, gelap.


4. Jujur, saya merasa berada di tempat yang salah. Melihat muda-mudi keluar masuk, lalu suami cerita bahwa beliau melihat sampah alat kontrasepsi bekas tercecer di lorong ... duh, mau nggak mau saya jadi mikir yang enggak-enggak, kan, hehehe. 

5. Tarif parkir yang mencekik! Kalau di hotel parkir gratis semaunya, di sini kami harus merogoh kocek 80 ribu lebih untuk parkir menginap. Hiks. Dan ini baru saya ketahui setelah masuk kamar.

Tarif parkirnya mahal. 😭

Katanya, pakai trik agar nggak kena tarif menginap: keluar parkiran sebelum pukul 00.00, lalu masuk lagi setelah pukul 00.00. 

Saran saya untuk pihak pengelola:

  • Berikan info sejelas-jelasnya sampai ke tarif parkir, terutama untuk tamu menginap full day.
  • Saat check in/COD kunci, mohon berikan rasa aman pada penyewa. Paling tidak, ada kwitansi dan tanda terima kartu identitas penyewa.

Demikianlah. Kalau saya pribadi menilai penginapan ini kurang cocok untuk keluarga, ya, dari aspek kenyamanan dan auranya, hehehe.  Sedangkan kalau sekadar untuk transit, bisa lah dipertimbangkan menyewa yang short time.

Kalau Teman-teman gimana, apakah punya pengalaman yang sama? Boleh banget share di kolom komen, ya. Siapa tahu bisa berguna untuk saya dan pembaca blog ini. Terima kasiih.

 




You Might Also Like

12 komentar

  1. Tarifnya lumayan murah untuk per kamar ya mbak. Tapi parkirnya cukul mahal. Bisa masak sendiri, jadi lumayan irit juga ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang lebih sama aja sih dgn hotel yg low budget, malah ada yg lebih murah tapi tetap menyenangkan, hehe. Nah, bab bisa masak di dapur ini bisa jadi poin plus, apalagi kalau nginapnya lama.

      Hapus
  2. Dari fotonya kayak model kos2an ya mbak? Kirain agak lebih mewah 😁 maklum blm pernah menginjakkan kaki di apartemen jg

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi iya, sama. Di foto sih terlihat mewah, tapi begitu masuk ya biasa aja sih. Cuma memang cukup rapi.

      Hapus
  3. saya belum pernah nginap di apartemen seperti ini mna..rasanya agak was2 klo sendiri yaa...eh mskpun lihat kamarnya lumayan nyaman yaa.. thx sharingnya, mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, cukup nyaman asalkan nggak ada aura nganunya, Mbak, hehehe. Untung saya sekeluarga, kalo sendiri yaa ... hiii. 😅

      Hapus
  4. Lihat sampah alat kontrasepsi tuh asli bikin parno. Pernah aku lagi jalan-jalan sama temen. Kami berdua doang. Mana cewek-cewek pula. Nemu penginapan. Murah sih. Tapi ya itu tadi. Nemu sampah alat kontrasepsi. Jadi males mandi di kamar mandinya coba. Kami langsung minta ganti kamar. Lucu banget kalau inget itu. Astaga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, ifleel banget dan auto jadi waspada di mana pun berada. Agak ngeri masuk kamar mandi dan mau salin baju, deh. Akhirnya pake jurus bismillah, minta perlindungan Allah.

      Hapus
  5. Wow woooww.... ternyata ada aktivitas mencurigakan muda-mudi yaa.. duh pantesan bikin illfeel. Semoga aja pengelola apartemennya baca artikel ini dan memperbaiki beberapa hal yang disebutkan di atas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi iyaa duuuh beneran deh. Untung sebatas itu, nggak ada hal aneh-aneh lainnya. 😅

      Hapus
  6. Bunda, nyaman banget sih ini tempatnya lebih luas dan asyik ya.
    Aku belum pernah nginep di apartemen kalo di Indonesia, kalau di Hong Kong pas kerja ya tinggalnya diapartemen, paling tinggi pernah di lantai 34. Wuwww kalau lagi musim badai berasa goyang gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan luasnya standar, Nyi. Kalau yg tipe eksekutif kayaknya lebih luas lagi. Btw ini di lantai 6, masih kedengaran suara kokok ayam waktu pagi. Hehe.

      Hapus