Menjadi Juara 2 Lomba Menulis Fun & Activity Book Charissa Publisher
Juli 30, 2022Alhamdulillaah, lagi-lagi mendapat kabar baik. Sampai saya tuh nangis, karena senang banget Allah kabulkan permohonan saya. Terharuu.
Eh, apaan, sih? Sabaarr, izinkan saya cerita dulu, yaa. 😁
Jadi gini. Sekitar tanggal 15 Juli 2022 lalu, saya mengikuti lomba menulis yang diadakan oleh Charissa Publisher, dalam rangka HUT 10 tahun penerbit tersebut. Mengenai penerbit Charissa Publisher, teman-teman bisa kepoin akun Instagram mereka: @bukucharissa.
Nah, pada lomba kali ini, ada beberapa kategori naskah: picture book serial, picture book nonserial, fun and activity book (buku aktivitas), serta nonfiksi dewasa/self improvement. Masing-masing kategori ada 3 pemenang. Hadiahnya juga lumayan, hehehe.
Sejak awal pengumuman lomba, saya sudah berniat ikutan. Niat utamanya sih ingin dapat rezeki, buat nambahin dana persiapan kuliah anak. Di samping itu, tentu saja untuk menjajal kemampuan dan mempertajam intuisi menulis.
Berubah Haluan Plus Nekat
Namun apa daya, kesibukan cari kos buat si nomor dua secara online, nyiapin perjalanan ke Malang buat survey kos, begitu menyita sebagian besar isi otak saya. Jadi nggak nulis-nulis!
Yang bisa saya lakukan hanya membuat list ide di note ponsel. Lalu, di antara beragam pikiran, saya memaksa diri untuk sedikit-sedikit mengolah ide. Sambil browsing kos, cek-cek tiket kereta, dlsb. Mana saya juga pas ada kerjaan review naskah berbayar pula. Mumet, Bund. Wkwk.
Hmm, sebetulnya saya sudah punya stok naskah untuk kategori buku aktivitas, sih. Makanya saya agak santai kali, ya. Kalau kepepet, saya akan pakai naskah tersebut, tentunya setelah melakukan penyesuaian. Begitu pemikiran simpel saya.
Tapi ...
hari terus berganti, laptop tak kunjung saya sambangi. Ada niatan untuk menyerah, tapi kok sayang yaa. Siapa tahu ini kesempatan bagus. Siapa tahu ada rezeki saya di lomba ini. Kalau nggak dicoba, mana tahu hasilnya, kan?
Akhirnya, karena waktu yang semakin meffeeett, saya putuskan untuk ikut satu kategori saja, yaitu buku aktivitas. Sebuah ranah yang sebenarnya baru-baru ini saya saya jamah. Saya baru punya satu calon buku aktivitas, yang sedang dalam tahap pracetak di sebuah penerbit nasional.
Jadi, saya nekat ajalah. Toh saya juga sudah punya bayangannya, kayak apa sih buku aktivitas yang seru itu (berkat riset saat hendak nulis naskah sebelumnya). Kalau nanti masih ada waktu, barulah saya akan pikirkan ide untuk naskah kategori picture book-nya.
Singkat kata, saya terjebak pikiran saya sendiri. Ternyata, meskipun saya sudah punya stok naskah buku aktivitas, nggak bisa begitu saja saya terapkan pada tema yang saya pilih! Banyak banget penyesuaiannya. Akhirnya, Gaes, seperti menulis naskah baru. 😂
Dan itu saya lakukan sekitar 2 hari menjelang penutupan lomba, dengan hari pertama hanya berhasil nulis sekitar 10 halaman saja dari minimal 60 halaman. Subhanallah.
Malam hari sebelum berangkat ke Malang, saya benar-benar bertekad, naskah itu harus jadi. Saya sudah memulai, dengan niat baik, maka saya harus selesaikan. Apa pun nanti hasilnya.
So, saat seharusnya saya istirahat karena akan melakukan perjalanan jauh (untung sudah memaksakan diri packing siangnya), malam itu saya bekerja keras. Memaksa otak dan badan untuk bekerja sama menuntaskan naskah. Halaman demi halaman bertambah. Sampai lewat tengah malam, selesai!
Saya putuskan untuk mengirim naskah di saat itu juga, agar esok harinya pikiran saya tenang dan bisa fokus di perjalanan. So, setelah melakukan cek ulang: memeriksa substansi naskah, kesesuaian teks dengan ilustrasi, mengecek nomor halaman, typo, dan sebagainya, naskah siap dikirim.
Cepat, Tapi Tidak Asal-asalan
Mungkin ada teman-teman yang mengerutkan dahi baca proses kreatif saya. Secepat kilat? Tanpa proses pengendapan?
Well, kalau mau jawaban jujur, karena kepepet! Hehehe. Jangan ditiru, yaa.
Tentu saja saya tahu bangeet, bahkan saya pesankan ke peserta kelas saya dan juga tiap saya jadi narsum, bahwa naskah yang baru selesai ditulis itu = naskah mentah. Draft awal. Jangan pernah langsung dikirimkan tanpa melalui proses pengendapan dan penyuntingan. Itu rules-nya.
Tapi, kata Mr. Alfredo Santos, mentor saya dari Filipina di workshop Room to Read, kita bisa saja menabrak rules selama kita sudah paham banget rules-nya. Jadi nggak ngaco main langgar saja dengan alasan 'ini kan naskahku, suka-suka aku lah'.
Nah, kalau teman-teman baru memulai di dunia menulis, sebaiknya jangan lakukan cara saya, ya. Kuasai dulu aturan nulisnya, baru boleh tabrak aturannya (kalau kepepet).
Apakah artinya saya sudah paham banget rules-nya? Yah, paling tidak, pengalaman menulis selama 10 tahunan membantu saya dalam menulis cepat. Hehe.
So, walaupun saya ngerjain naskahnya bak proyek Bandung Bondowoso, insya Allah saya nggak akan asal nulis. Proses kreatifnya sudah jalan lama di kepala saya. Riset jalan sambil mikirin hal lain. Jadi saat saya harus menulis, alhamdulillaah ya lancar saja dan on the track. Meskipun tetap ada kesalahan dan kesulitan, relatif lebih mudah diatasi. No writer's block.
Dan setelahnya, saya tetap melakukan pengendapan walaupun sejenak. Kemudian tetap melakukan self editing alias swasunting. Dan entah kenapa, saya kok yakin sama naskah tersebut. At least, yakin naksahnya sudah rapi, sesuai SnK lomba, dan tema yang saya angkat juga sepertinya bagus (saya sudah melakukan riset singkat mengenai tema naskahnya).
Akhir Cerita
Naskah selesai. Saya merasa mantap. Jadi, sambil istighfar, shalawat, dan bismillah, saya kirim naskahnya. Lewat tengah malam. Beberapa jam sebelum tenggat. Alhamdulillaah. Selebihnya, saya pasrahkan pada Allah. Saya sudah bekerja keras sesuai versi saya. Dan saya percaya nggak ada yang sia-sia.
Tanggal 29 Juli, bertepatan hari Jumat, Charissa Publisher mengumumkan pemenang lomba. Alhamdulillaah, saya dinyatakan menjadi pemenang kedua pada kategori Fun and Activity Book. Judul naskah saya: 50 Aktivitas Seru Cinta Negeriku untuk PAUD/TK.
Sumber Gambar: Instagram @bukucharissa |
Insya Allah akan ada hadiah uang tunai, piagam, merchandise, dan akan diterbitkan. Doakan ya Teman-teman, semoga naskahnya lancar sampai terbit jadi buku. Aamiin.
Gitu deh, teman-teman. Kalau kalian, tim nulis jauh-jauh hari atau tim jamaah mefetiyah? Hehe. Cerita di komen, yuk!
2 komentar
Aku tim nulis jauh-jauh. Suka gak PD dengan naskah. Karena masih pemula. Dan sudah beberapa kali mendapat penolakan. Naskah kemaren yang saya ikutkan di charissa naskah saya yang udah ngendap 5 tahun. Sejak saya awal belajar nulis. Naskah itu juga sudah pernah ditolak di dua penerbit. Alhamdulillah jodoh dengan charissa. Kak Lia mohon bagi critanya dong tentang riset-riset menulis yang kak lia lakukan. Trimakasih.
BalasHapusMasya Allah, benar adanya yaa naskah yang ditulis sungguh-sungguh itu akan ada jodohnya, meski entah kapan. Selamat juga, yaa, atas kemenangannya.
HapusInsya Allah next saya cerita soal riset.