Assalamualaikum, hai, hai.

Setelah sekian abad, akhirnya blog ini terisi lagi. Yeeii. Thanks to Gandjel Rel, komunitas blogger Semarang terhits, untuk 'paksaan' ikut lomba blognya. Yup, postingan kali ini dalam rangka memeriahkan lomba blog internal Gandjel Rel.

Tahu nggak, apa tema lomba blog kali ini? Jeng jeeng: males ngeblog! Sungguh menabok, ya. Hahaha. Betul-betul telak menjiwit saya yang blognya nyaris jamuran dan penuh sarang laba-laba. *tutup muka

Apakah teman-teman ada yang mengalami penyakit serupa? Tos dulu, dong.

Nah, kemarin tuh saya merenung. Menelusuri, kenapa sih, segitu susahnya buka blog lalu isi kontennya? Ternyata … saya menemukan (kemungkinan) jawabannya. Mau tahu?

Eh, tunggu.

Sebelumnya, izinkan saya mengisahkan awal mula punya blog, ya. Hehehe. Here we go.

 

‘Sejarah’ Lahirnya Blog Cerita Emak Penulis

Dulu, salah satu profesi di dunia nulis yang cukup menyilaukan bagi saya tuh, profesi blogger. Kayaknya seru jadi blogger. Banyak pengalaman, bisa liput sana sini, endorsan, dll. Jadi saya bikin blogspot. Yes, yang gratisan dulu. 

Tapi, kemudian, karena keterbatasan teknikal dan lain-lain, akhirnya niat bergeser. Cukuplah nulis blog sebagai media berbagi atau diary digital. Buat kenang-kenangan ke anak cucu gitu.

Apakah lalu diary digital itu terealisasi? Ternyata tidak, Bund. 😆

Sejalan saya belajar nulis, qadarullah, Allah menjadikan saya seorang penulis buku anak. Terhitung sejak 2010 atau 2011, hingga kini. Alhamdulillah sudah sekitar 95-an judul buku yang terbit di berbagai penerbit.

Aktivitas seorang penulis buku anak ternyata membuat saya nyaris melupakan blog. Hiks. Meskipun begitu, saya sempat mempercantik blog. Niatnya sih supaya jadi rajin ngeblog. Tapi faktanya? Ahaha. Bisa ditebak. *ambil kemoceng buat bebersih blog

Begitulah. Jadi meskipun usia blog saya sudah lumayan, keaktifan ngeblog boleh dikata di bawah kecepatan keong. Keinginan untuk up date blog ada, tapi usaha yang minim. Kenapa oh kenapa?

Nah, mari kita kembali ke hasil perenungan saya. Setelah saya pikir-pikir, ternyata alasan saya susah banget memulai nulis blog adalah ini: mitos-mitos seputar blog.

Hah? Masa nulis blog ada mitosnya?

Paling tidak, itulah yang saya rasakan. Sebagai blogger pemula (astaga, bahkan untuk menyebut diri ‘blogger’ pun rasanya malu, hihi), ada hal-hal yang bikin saya maju mundur untuk mulai ngeblog.

Apa saja mitos-mitos itu? Nah, mari kita bahas. Sekaligus saya kasih bantahan dari mitos itu, agar siapa pun yang baca postingan ini dan punya masalah yang sama, bisa langsung tercerahkan. Termasuk saya, hehehe.

 

5 Mitos Seputar Ngeblog yang Bikin Pemula Malas Ngeblog

     1.  Nulis blog harus di laptop. Males banget harus buka laptop!

Bantahan:

Nulis blog bisa via ponsel, lhoo. Sekarang hampir tiap orang sudah pakai ponsel pintar, kan. Nah, bisa tuh diinstal aplikasi Word atau WPS buat ngetik. Kalau sudah selesai, baru deh buka blog via browser. Pindahkan ketikan kita ke blog. Mau langsung ngetik di dashboard blognya juga bisa, kok. Disclaimer: ini saya pakai blogspot/Blogger.com, ya.

 

2.     2.  Ngeblog harus pakai foto cantik atau infografis keren. Ah, ribet!

Bantahan:

Kalau mau postingan blogmu cantik, ya memang sebaiknya menyertakan foto atau infografis, sih. Tapi itu kan bisa dibuat mudah. Untuk foto, kita bisa kok pakai foto dari situs-situs penyedia foto/gambar gratis. Aplikasi Canva juga bisa digunakan untuk bikin infografis cakep, plus menyediakan foto-foto keren gratis juga. So, nggak perlu ribet. Cuma kudu meluangkan waktu saja, sih.

 

3.     3.  Nulis blog tuh harus pintar SEO, paham keyword, dll dll. Ngeriii!

Bantahan:

Hmm, sebenarnya nulis blog tuh sama kayak menulis lainnya. Mantranya: nulis saja dulu! Lainnya bisa mengikuti. Learning by doing. Kalau mau blognya berkembang, jadi sumber mata pencaharian, mau nggak mau memang sebaiknya mempelajari hal tersebut. Tapi kalau buat have fun, saya rasa kita pakai mantra itu saja, ya: mulai saja dulu!

 

4.      4. Ngeblog harus punya niche khusus?

Bantahan:

Tergantung, sih. Blog niche atau topik khusus blog mungkin penting, bagi blogger yang ingin blognya jadi sumber cuan. Blog juga jadi terlihat lebih rapi dan nggak gado-gado. Misalnya, khusus membahas parenting, travelling, writing, dsb. Tapi nggak ada kok yang melarang, kalau kita mau menulis segala rupa di blog kita.

 

5.      5. Harus punya waktu khusus untuk ngeblog. Aku, kan, sibuk!

Bantahan:

Namanya juga sebuah kegiatan, ya pastinya makan waktu dan butuh tenaga (dan modal juga). Kita semua sama-sama punya waktu 24 jam sehari, dengan beragam aktivitas. Kalau ingin menambah satu lagi kegiatan, semisal ngeblog, ya kudu meluangkan waktu, dong. Bisa saat malam ketika anak-anak sudah tidur, pagi/siang sembari menunggu mesin cuci bekerja, atau sambil me time di tempat adem, semua boleh. Tempat khusus? Tergantung kebiasaan dan budget. Saya paling senang nulis sambil tengkurap di kasur.

 

Malas vs Skala Prioritas

Eh, eh, eh … ternyata, segala macam alasan berupa mitos itu, auto terbantah semua, ya. Hihihi. Jadi sebetulnya, nggak ada alasan untuk malas ngeblog. Semuanya tergantung kita pribadi. Seniat apa kita? Sebab kalau niat kuat, insya Allah akan ada bantahan untuk semua alasan. No excuce. Malas is malas.

Bagaimana dengan skala prioritas? Menurut saya, itu juga kembali ke kita. Kita yang tahu apa yang harus diutamakan. Nggak ada yang salah dengan itu, kok.

Saya, misalnya. Kegiatan utama saya menulis buku anak, menjadi mentor menulis, dan sekarang mencoba belajar branding di sosmed. Itu sudah cukup menyita waktu. Belum lagi kondisi HNP (saraf terjepit) saya, yang bikin badan saya mudah berasa remek, hehehe.

So, blog saat ini memang masih prioritas ke sekian. It’s OK, sih. Mungkin ke depannya, saya juga akan memakai blog untuk sarana branding dan berbagi. Siapa tahu. J

Jadi, bagaimana dengan kalian, Teman-teman?

Apa mitos di atas juga menjadi alasan kalian malas ngeblog? Atau ada alasan lain? Cerita, yuuk.