Me and My Back Bone: Jangan Sepelekan Sakit Punggung
Oktober 04, 2014
Nyeri Punggung Menahun
Sudah sekitar lima tahun saya
merasakan ada masalah dengan tulang punggung saya. Awalnya, sih, setiap habis
setrika baju dengan gaya melantai, atau duduk agak lama, pasti daerah pinggang
terasa panas dan pegal-pegal. Pasti bakal bangkit dengan terbungkuk-bungkuk
persis mbah tuwek. Ah, namanya juga habis aktivitas, biasalah pegal, begitu
batin saya selalu.
Selain itu, hampir setiap bangun
pagi, punggung bagian tengah sampai pinggang kaku dan nyeri sekali.
Sampai-sampai saya nggak berani bergerak, karena bergerak sedetik saja sakitnya
minta ampun. Tapi, tentu saya harus bisa bangun, karena saya, kan, harus sholat
subuh. Jadi, setelah ugat-uget di kasur–biasanya sekitar setengah jam, saya
berhasil memaksa diri ke posisi miring, untuk kemudian pelan-pelan bangun ke
posisi duduk. Tarik nafas dulu, dengan rasa dada sesak (mungkin karena nahan
sakit). Lalu, seperti biasa saya terbungkuk-bungkuk jalan ke kamar mandi. Saat
wudhu di kran, saya tekuk lutut supaya punggung nggak terlalu sakit. Biasanya, setelah dipakai beraktivitas, nyeri itu mereda.
Lama-lama saya ilfil juga. Masa
saya harus sakit punggung setiap pagi? Memang, sih, secara kasat mata saya
segar bugar tak kurang suatu apapun. Makanya, mau periksa ke dokter juga agak
‘malu’. Apa iya yang saya rasakan ini layak dibawa ke ruang periksa?
Akhirnya ke Dokter Juga
Yah, akhirnya saya ke dokter
keluarga. Low back pain, katanya, dan diberi glucosamin serta analgesik (pereda
nyeri). Karena masih sering nyeri pagi hari, saya minta dirujuk ke rumah sakit.
Di sana bertemu dokter spesialis syaraf, yang mendiagnosa saya hanya spasme
(kejang) otot. Saya dirujuk fisioterapi.
Memang setelah beberapa kali
terapi, saya nyaris nggak pernah merasa pegal di otot pinggang. Namun, tulang
punggung bagian bawah masih nyeri.
Akhirnya, saya difoto X-ray.
Hasilnya, skoliosis derajad ringan, dengan bentuk kurva C. Artinya, tulang
pinggang (lumbal) saya bengkok ke kiri, bentuknya melengkung seperti huruf C. Penyebabnya,
bisa karena sikap tubuh yang salah selama bertahun-tahun. Hiks. Sempat agak
melow waktu itu. Berasa jadi makhluk ‘rusak’. Astaghfirullaah ...
Terapi dan Terapi, Tapi ...
Saya disuruh melanjutkan terapi
dipanasi dengan sinar infrared. Masih nyeri juga, tuh. Jadi, pertengahan
Ramadan lalu saya dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang untuk MRI. Tapi, oleh
dokter residen di bagian syaraf di rumah sakit pemerintah terbesar di Jateng
itu, saya hanya diminta foto rontgen ulang. Semoga hanya kejang otot, katanya.
Ternyata, hasil rontgen, ada osteofit (awam: pengapuran) di tulang lumbal saya.
Diagnosa: spondylosis lumbalis (penyakit degenerasi tulang belakang).
Jadi,
saya kembali harus menjalani terapi. Namanya TMS. Bagian yang sakit, disentuh dengan
logam berbentuk lingkaran yang bekerja dengan gelombang elektromagnetik.
Rasanya? Yah, kayak ditusuk-tusuk jarum. Pokoknya lumayan sakit. Senat-senut
dan jedat-jedut.
Setelah satu sesi (5 kali terapi
berturut-turut) tetap nggak ada perbaikan, saya dirujuk untuk EMG. Nah, kali
ini disetrum betulan, dengan listrik statis yang cukup bikin saya keringetan.
Tujuan EMG untuk memeriksa kondisi syaraf pasien. Hasil EMG saya menunjukkan
ada radikulopati di syaraf tulang pinggang bawah. Pantesan belakangan kaki kiri
saya, mulai dari betis sampai telapak kaki, selalu kesemutan.
Kata dokter saya, kemungkinan besar
saya terkena HNP (herniated nucleous pulposus), alias syaraf terjepit.
So, saya kembali harus fisioterapi.
Lah, bosaaan ... Pergi-pergi terus, kerjaan rumah maupun kerjaan sebagai
penulis betul-betul keteteran. Selama periksa dan terapi itu, saya tetap
berusaha mengerjakan dua naskah buku anak. Alhamdulillah editor saya baik-baik,
hehehe.
Jadi ...
Sayangi tulang punggungmu. Tulang
punggung yang terdiri dari ruas-ruas tulang leher, dada, pinggang, dan tulang
ekor itu, mengemban tugas yang sangat berat, bahkan saat kita tidur lelap.
Subhanallah. Jaga tulang punggungmu baik-baik, karena sehat itu investasi dari
Allah. Karena sehat itu nikmat. Sungguh!
Purwodadi, 2 Okt’ 2014
6 komentar
Semangat ya mba lia, cepet sehat aamiin :*
BalasHapusAamiin, nuhun Teh. Semangat, dong hehe :D
Hapusiya jangan sampai dibiarkan walaupun sakit punggung biasa .. takut2 kenapanapa kaan :)
BalasHapusHalo Mbak Putri, iya loh ternyata emang kenapa2 tuh, hehe. Alhamdulillah Allah kasih tubuh yg kuat. Makasih sdh berkunjung yaa ^^
HapusAku juga udah lama bgt nyeri punggung di bagian kanan,
BalasHapusMbak trus akhirnya gmna. Skrang sudah sembuhkah? Soalnya sy nyeri punggung sdh lamaa. Lima tahunan lebih cm ditahan sj, kdangbpijat tp malah tambah parah. Paling pake counterpain klo sdh gak tahan.
BalasHapus